SMAN 1 WAY JEPARA

  • Beranda
  • Pelayanan
  • Koleksi
  • Berita
  • Pustakawan
  • Area Anggota
  • Pilih Bahasa :
    Bahasa Arab Bahasa Bengal Bahasa Brazil Portugis Bahasa Inggris Bahasa Spanyol Bahasa Jerman Bahasa Indonesia Bahasa Jepang Bahasa Melayu Bahasa Persia Bahasa Rusia Bahasa Thailand Bahasa Turki Bahasa Urdu

Pencarian berdasarkan :

SEMUA Pengarang Subjek ISBN/ISSN Pencarian Spesifik

Pencarian terakhir:

{{tmpObj[k].text}}
Image of Jungle Child : Rinduku pada Rimba Papua

Text

Jungle Child : Rinduku pada Rimba Papua

Sabine Kuegler - Nama Orang;

Jungle Child adalah kisah memukau tentang sesuatu kehidupan primitif, kehidupan itu terputus ketika keluarga Sabine kembali ke Jerman. Meski akhirnya kembali ke Papua Barat, Sabine - kini terjebak di antara dua budaya - tidak lagi benar-benar merasa nyaman. Kematian teman masa kecil sekaligus kakak Fayu-nya, Ohri membuatnya memutuskan untuk meninggalkan rimba selamanya.
Jungle Child berkisah tentang Sabine yang pindah ke Irian Jaya pada tahun 1980 bersama orang tua dan dua adiknya. Mereka hidup di tengah-tengah suku Fayu, suku yang baru saja ditemukan dan sama sekali belum tersentuh oleh peradaban modern. Di belantara itu, Sabine kecil tak lagi bermain boneka, tetapi bermain dengan ular serta busur dan panah sungguhan. Bukan permen karet yang ia kunyah, melainkan serangga dan kelelawar. Hari-harinya penuh petualangan seru, dan ia sangat menikmati kehidupannya di rimba Papua.
Ketika itu, suku Fayu masih hidup dalam lingkaran kekerasan. Perang antarsuku, sengketa tanah, dan pembunuhan bisa terjadi kapan saja. Seseorang bisa membunuh anggota suku lain untuk membalaskan dendam anggota keluarga atau sukunya. Namun, berkat interaksi dengan keluarga Kuegler, orang-orang suku Fayu belajar untuk hidup dalam damai, mengasihi sesama, dan saling memaafkan. Bahkan ada anggota suku yang pola pikirnya begitu terpengaruh oleh nilai-nilai cinta kasih yang diperlihatkan oleh orang tua Sabine; ia menikahi hanya satu perempuan dan memperlakukannya dengan sangat baik, bahkan bisa dibilang romantis.
Kehidupan yang penuh petualangan itu terputus ketika keluarga Sabine berlibur ke Jerman untuk waktu yang cukup lama. Anak-anak keluarga Kuegler menikmati hal-hal baru yang mereka temukan di Eropa, walau bukan berarti mereka bisa menjalani kehidupannya dengan mudah. Supermarket, jalan tol, pemanas ruangan, dan terutama salju, memang membuat anak-anak keluarga Kuegler terpukau, namun mereka selalu rindu pada rimba Papua dan teman-teman Fayu mereka. Akhirnya, mereka berhasil kembali ke Papua setelah orang tua Sabine ditugaskan lagi oleh sebuah organisasi lain.
Pertemuan kembali dengan suku Fayu terasa mengharukan. Sabine begitu senang bisa bertemu lagi dengan teman-teman masa kecilnya. Ia kembali melanjutkan hidup dengan penuh semangat. Namun, Sabine merasa sedikit bersalah. Entah mengapa, ia rindu pada aroma kopi Jerman, roti gulung, dan cuacanya yang dingin. Hatinya terpecah. Di satu sisi, ia sangat mencintai reman-teman Fayu-nya dan keindahan alam Papua. Namun, di sisi lain, kenangan pada hal-hal menakjubkan yang ia temui di Jerman membuatnya tersiksa. Sampai pada suatu hari, Ohri, kakak Fayu Sabine, meninggal dunia. Sabine begitu terpukul. Hari itu adalah hari yang kelam bagi keluarga Kuegler, hari yang tak ingin dikenang oleh Sabine. Jadi, ketika orang tuanya menawarkannya untuk bersekolah di Swiss, ia pun setuju. Pada akhir tahun 1989, Sabine meninggalkan Indonesia.
Setelah dibesarkan di tempat yang paling primitif di dunia, kini ia ingin menikmati kecanggihan Eropa. Lambat laun, Sabine merasa terperangkap, terjebak di antara dua dunia. Pertanyaan mengenai jati diri menyelinap di hatinya. Apakah aku orang Eropa? Apakah aku orang Fayu? Ia mengalami gegar budaya yang parah, dan kerinduan pada rimba Papua membayanginya tiap hari, sehingga tebersit keinginan untuk bunuh diri. Namun, bayangan tentang rimba yang indah dan mimpi tentang kakak Fayu-nya, Ohri, berhasil meredakan kekalutan hatinya. Ia terbangun pada suatu pagi dengan tekad akan terus berjuang untuk hidupnya. Di mana pun ia berada, ia memutuskan untuk menemukan kebahagiaannya. Meskipun demikian, ia mengakui bahwa sebagian dari dirinya akan terus menjadi si anak rimba.


Ketersediaan
JUCH24001SG911.598 SAB jPerpustakaanTersedia
Informasi Detail
Judul Seri
-
No. Panggil
911.598 SAB j
Penerbit
Jakarta : PENERBIT ERLANGGA., 2006
Deskripsi Fisik
375 HLM.: ILUS.; 18 CM.
Bahasa
INDONESIAN
ISBN/ISSN
978-979-015-225-0
Klasifikasi
911.598
Tipe Isi
-
Tipe Media
-
Tipe Pembawa
-
Edisi
-
Subjek
Biografi
Hutan
Alam
Petualangan
Papua
Rimba
Info Detail Spesifik
-
Pernyataan Tanggungjawab
Sabine Kuegler
Versi lain/terkait

Tidak tersedia versi lain

Lampiran Berkas
Tidak Ada Data
Komentar

Anda harus masuk sebelum memberikan komentar

SMAN 1 WAY JEPARA
  • Informasi
  • Layanan
  • Pustakawan
  • Area Anggota

Tentang Kami

Menjadi perpustakaan sekolah berbasis ICT (Information and Communication Technology) terdepan SMA Negeri 1 Way Jepara di Kabupaten Lampung Timur serta pusat IPTEK dan sumber belajar warga sekolah guna mendukung kegiatan belajar mengajar di sekolah

Cari

masukkan satu atau lebih kata kunci dari judul, pengarang, atau subjek

Donasi untuk SLiMS Kontribusi untuk SLiMS?

© 2025 — Senayan Developer Community

Ditenagai oleh SLiMS
Pilih subjek yang menarik bagi Anda
  • Karya Umum
  • Filsafat
  • Agama
  • Ilmu-ilmu Sosial
  • Bahasa
  • Ilmu-ilmu Murni
  • Ilmu-ilmu Terapan
  • Kesenian, Hiburan, dan Olahraga
  • Kesusastraan
  • Geografi dan Sejarah
Icons made by Freepik from www.flaticon.com
Pencarian Spesifik